Perantauan terpanjang (mungkin abadi)
terjurus jelas di matamu
pintu hati dan pikiranmu
Dan lihat kehidupanku, sayang
dirundung kecewa, merunding bencana
tetap senyum tumbuh dengan bahagia; untuk mencintaimu
Dan lihat sebagaimana hancurnya dunia
tetap kebersamaan kita adalah surga
yang kita bangun diatas luka-luka yang
kita seka.
Dan hingga akhirnya aku bisa mencintaimu
dengan khyusuk
yang lebih dari semedi pencarianmu
lebih dari doa yang memohonkanmu
setiap malam, dalam diam
lewat tetesnya air mata
Dan dekaplah raga kesayanganmu ini
yang isinya telah pergi
mungkin mati, mungkin hanya suri
tapi ingatlah, setiap nafasnya
yang pernah hidup di dadamu
Kututup pintu, kemudian melangkah pergi
Kau tetap tertidur pulas dalam selimutmu
memimpikan hidup, yang lebih bahagia dari ini
yang akan terwujud dengan kepergianku
Leave a comment