Selamat Malam,
Kemarin, dalam rangka ulang tahun saya yang keduapuluhsembilan, saya mengadakan sebuah kuis yang sesuai dengan kesukaan saya di timeline akhir-akhir ini.
#TulisPuisi adalah sebuah hashtag movement yang saya adakan untuk teman-teman yang suka menulis puisi. Catat, menulis puisi, bukan mengetiknya. Yak. Menulis puisi pada secarik kertas dan memotretnya, lalu diunggah pada sebuah tweet. Kegiatan seperti ini sering saya lakukan atas dasar kecintaan saya pada puisi, dan sebuah kesadaran kecil tentang bagaimana jarangnya tangan kanan ini saya gunakan untuk menulis.
Untuk saya, menulis adalah melukiskan kata-kata, dan para huruf adalah warnanya. Kedalaman sebuah kalimat–puisi–untuk saya adalah setara dengan pencapaian sebuah lukisan. Kekaguman yang sama sering saya temui pada lukisan-lukisan bapak Made Wianta.
Kembali pada #TulisPuisi, kali ini saya ingin membagi-bagikan beberapa hadiah kepada beberapa akun yang mengikutinya. Dan ada empat tulis puisi yang saya pilih untuk saya beri hadiah buku. Sebagai berikut:
#TulisPuisi karya @Jeisizzie
#TulisPuisi karya @Ama_achmad
#TulisPuisi karya @PritaNababan
#TulisPuisi karya @momo_DM
Saya berharap, kebiasaan kita mengetik juga bisa diimbangi dengan kita menulis. Untuk saya, kemudahan yang diberikan oleh keyboard, belum bisa menggantikan asiknya menulis. Meski melelahkan, dan kadang tulisan kita tidak terbaca oleh orang lain, minimal kita telah memberi kata-kata sebuah pengalaman. Apalagi untuk puisi, untuk saya kenikmatan menulis puisi dengan tinta selalu menciptakan keasikan yang unik di pengalaman menulis puisi saya–selain bisik-bisik alam kepada pikiran saya.
Selamat mengalami puisi, teman-teman. Semoga puisi selalu bersama kalian.
Kopi Kultur, September 2013