Malam Ini, Saya Menulis Sebuah Puisi Untukmu

Pada kebahagiaanmu, kakiku meminjam sendi. Pada senyummu, wajahku meminjam cahaya. Hari ini aku dan kamu menunggu mantra-mantra titipan masa lalu menyatukan dua jadi satu. Aku dan kamu jadi kita, kaki-kaki rindu jadi cinta; gelap jadi cahaya.

Adalah malam-malam tanpa lawan bicara yang akhirnya memaksaku bercengkrama kepada kesepian, yang jadi satu dengan sendiriku. Menulis kata-kata tanpa makna, sekedar jadi teman untuk membangun keramaian.

Ingin lebih dalam, aku menyerahkan diri kepada sastra–namun kehidupan nempaknya memaksaku untuk menggali lebih dalam; makna-makna yang ia sembunyikan.

Maka aku–bersama beberapa gelas kopi–datang kepadamu, di dalam pikiranku bercengkrama atas nama sepi; tudung segala rindu, yang tahan segala uji dan menolak segala puji.

Bandara Ngurah Rai, 13 Sep 2013
Bersama beberapa gelas kopi.

 

20131011-201449.jpg20131011-201529.jpg

 

Tags:

Leave a comment