Movember

Sejak beberapa hari yang lalu saya berpikir, mengapa Tuhan memberi ujian-ujian yang menurutnya bisa saya hadapi sendiri? Saya kerap kali bercermin dan memperhatikan lengan saya yang kecil, lingkar pergelangan saya yang kurus dan dada saya yang tidak bidang. Sungguh, saya tidak merasa cukup baik secara fisik untuk meminta seorang perempuan memperjuangkan saya.

Apa hubungannya ya, ketiga kalimat di atas? Bila boleh saya sesekali curhat, ketiga kalimat di atas adalah rangkuman perjalanan hidup saya selama ini.

Teman-teman saya kerap mengingatkan saya untuk tidak terlalu lama tenggelam di kenangan masa lalu. Ya, mereka benar. Tidak seharusnya manusia terlalu lama larut di gelapnya kenangan masa lalu. Karena hidup dijalani ke depan, dan saya terlalu lama bercermin ke belakang. 

Beberapa kali saya berusaha menilik ulang, hal-hal apakah yang sesungguhnya menenggelamkan saya sekian lama? Karena sedemikian banyak pencapaian yang saya raih, saya tidak pernah merayakannya dengan baik, atau paling tidak: merasa benar-benar bahagia tanpa beban. Jawabannya banyak saya temukan pada blog ini. Pada hal-hal yang sering saya tulis.

Apa yang saya tulis di sini selama ini tidak akan saya akui sebagai pengalaman sendiri. Dan memang beberapa di antaranya bukan pengalaman sendiri. Namun saya khawatir pada alur dan gaya bahasa yang saya anut. Pekat dan satir. Beberapa di antaranya bahkan penuh dengan kebencian. Beberapa teman bahkan bertanya tentang sebegitu mendendamnya-kah saya terhadap perempuan? Terutama perempuan yang sempat menyakiti saya dan menanam luka yang hingga kini tak kunjung sembuh? Saya kerap kali tersenyum kepada mereka, dan mereka tahu itu bukan senyum bahagia.

Tidak sedikit puisi yang saya tulis tentang bagaimana saya mencintai perempuan. Namun tidak sedikit pula yang bisa menangkap hal-hal yang saya sembunyikan di balik kata-kata. Move on, Adit, kata mereka—yang membuat saya membaca lagi puisi-puisi yang dulu saya tulis, dan menemukan luka-luka manis yang tak kunjung sembuh hingga saat ini. 

Baiklah. Move on. Mari kita mulai dengan move on dari blog ini.

___

Tidak terasa, hampir tiga tahun sudah saya menulis di sini. Tentu bukan umur yang patut dibanggakan di hadapan blogger-blogger yang sudah lama menulis blog. Namun blog ini menyimpan banyak hal yang kerap saya sembunyikan dari sekitar.

Sehubungan dengan bulan yang kata orang adalah bulan yang baik untuk move on ini, saya ingin meminjam frasa dari Aan Mansyur: “Saya Hendak Pindah Rumah”. Ya, teman-teman, blog ini hendak saya tinggalkan dan pindah ke rumah baru. Di rumah baru, saya berharap akan menemukan suasana baru. Yang lebih ceria, yang lebih bahagia, dan berharap akan memberi feedback positif kepada pikiran. Saya tentunya akan tetap posting beberapa puisi dan cerpen, namun saya ingin berbagi sesuatu yang lebih berwarna dan kalau bisa tidak terlalu luka-luka lagi. Saya berharap, air mata tidak lagi jadi teman saya menulis, kecuali air mata bahagia.

Karena saya tidak pandai membuat kalimat penutup, maka saya akan mengucapkan terima kasih kepada para pembaca setia saya selama ini yang selalu menunggu post-post terbaru saya.

Sampai jumpa di rumah baru saya, teman-teman.

Gianyar, 2013

Putu Aditya Nugraha kini menulis di commaditya.com

One Comment to “Movember”

  1. ……..aku baru baca bagian ini. *sigh* ~bercermin.

Leave a comment