I. Detik-detik kehilangan
Wanita ini, memelukku dengan segala kekuatan yang tersisa untuk menolak paksaan waktu. Aku yang hilang pandang, hanya tertegun dengan mata mengabur dan fokus yang kurang normal. Kedua lenganku, memeluknya dengan ragu, karena: jika terlalu erat, aku semakin sulit melepasnya, sedang jika terlalu lemah, ia akan cepat pergi.
Aku tak sanggup,
memandang matanya lebih dari dua detik, aku kesulitan. Maka dari itu, aku memintanya segera masuk ke ruangan itu dan kemudian pelukan kami melepas dengan enggan. Kami ingin menamakannya perpisahan sementara, karena pertemuan, akan datang kembali pada waktunya nanti. Rindu-rindu kecil yang menggelitik, akan jadi perekat untuk batu-batu merah yang mencerah pertemuan.
Kemudian,
aku mengambil gambarnya sekali, mencoba memerangkapnya dalam pikiran–tentang bagaimana pundaknya menjauh. Tentang bagaimana tempatku berteduh–pundak yang telah menjadi tempatku meletakkan lelah dalam beberapa hari lalu.
II. Detak-detak reruntuhan
Sayang, aku telah berteduh di ruang tunggu
–pesan itu memantul di mataku, ketika aku berjalan menuju kendaraanku
dan bebunyian lain menyusul ketika aku membuka pintu dan menghidupkan mesin
Sayang, ini perpisahan paling berat yang kurasakan. Aku menangisinya barusan
–lanjut pesan tersebut, pasi
Sebuah pelukan, dan senyuman yang aku kuat-kuatkan barusan jadi hambar. Terbayang cepat kejadian-kejadian barusan ketika aku berpura-pura tegar. Sebuah bendungan runtuh di mataku, pipiku jadi ceruk. Tiada lagi kebanggaan yang tersisa untuk seorang laki-laki kepada laki-laki lainnya. Getaran mesin mobil lebih halus daripada gemetar di dadaku. Suaranya tidak mampu menutup isak yang menggema di rongga telingaku. Air mata pun menyeruak mencari muaranya.
Di belakang kemudi, aku bersembunyi. Matahari membelaiku hangat.
Musik cantik kemudian memutar kata demi kata di lingkaran kepala.
cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi..
Dadaku adalah rumah, bagi setiap debar rindu yang menghantam dadamu
Tiada kembali yang akan kutolak, karena senyummu adalah kunci
dan hatiku selalu menunggu untuk dibuka lagi
dps2013